/* footer_wrapper ---------------------------- */ #footer_wrapper{ width: 100%; position: relative; float: left; background:#ff69b4; border: px solid #ff0000; padding:%; } #footer_wrapper1{ float:left; width:30%; margin:1px; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper2{ float:left; width:30%; margin-top:1%; margin-bottom:1%; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper3{ float:left; width:30%; margin:1%; background:#7cfc00; padding:1%; }

Thursday 26 April 2012

puisi:Berita kepada kawan

BERITA KEPADA KAWAN

Perjalanan ini Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk Disampingku kawan
Banyak cerita Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap kering rerumputan
Perjalanan ini pun Seperti jadi saksi
Gembala kecil Menangis sedih …
Kawan coba dengar apa jawabnya Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut Kukabarkan semuanya
Kepada karang, kepada ombak, Kepada matahari
Tetapi semua diam, Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri Terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada Rumput yang bergoyang
(Ebit G. Ade)

No comments:

Post a Comment