/* footer_wrapper ---------------------------- */ #footer_wrapper{ width: 100%; position: relative; float: left; background:#ff69b4; border: px solid #ff0000; padding:%; } #footer_wrapper1{ float:left; width:30%; margin:1px; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper2{ float:left; width:30%; margin-top:1%; margin-bottom:1%; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper3{ float:left; width:30%; margin:1%; background:#7cfc00; padding:1%; }

Monday 2 April 2012

puisi: Suara Mayat

SUARA MAYAT

Jeritan si bangkai dalam tanah
Menahan sakit yang parah
Yang tiada terkira
Yang belum terlihat oleh mata
Yang belum terdengar oleh manusia durjana

Suara mayat terdengar memilukan oleh
Sekelompok semut dalam tanah
Bangkai tercambuk menaktutkan
Atas dosa yang dilakukan
Yang belum sempat disucikan

Penghuni tanah yang basah lembab
Menyesal, menyesal......
Namun sesalpun tiada guna

Bunga kerimbuanan berguguran
Berduka atas penghuni kesepian
Yang selalu dalam kegelapan
Tiada sinar yan menerangkan
Serat-serat pohon mereahkan
Betapa dahsyat siksa kubur
(Mulkan Hamid)