/* footer_wrapper ---------------------------- */ #footer_wrapper{ width: 100%; position: relative; float: left; background:#ff69b4; border: px solid #ff0000; padding:%; } #footer_wrapper1{ float:left; width:30%; margin:1px; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper2{ float:left; width:30%; margin-top:1%; margin-bottom:1%; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper3{ float:left; width:30%; margin:1%; background:#7cfc00; padding:1%; }

Monday 25 October 2010

puisi:keharuan

KEHARUAN

aku tak terharu lagi
sejak bapak tak mencium ku di ubun
aku tak terharu lagi
sejak perselisihan tak selesai dengan ampun
keharuan menawan
ketika Bung Karno bersama rakyat
teriak "MERDEKA" 17 kali

keharuan menawan
ketika pasukan gelirnya masuk yogya
sesudah kita rebut kembali

aku rindu keharuan
waktu hujan membasahi bumi
sehabis kering sebulan

aku rindu keharuan
waktu bendera Dwi Warna
berkibar di taman pahlawan

aku ingin terharu
melihat garis lengkung bertemu di ujung
aku ingin terharu
melihat dua tangan damai berhabung
kitta manusia perasa yang lekas terharu
(Subagio Sastra Wirdoyo)