/* footer_wrapper ---------------------------- */ #footer_wrapper{ width: 100%; position: relative; float: left; background:#ff69b4; border: px solid #ff0000; padding:%; } #footer_wrapper1{ float:left; width:30%; margin:1px; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper2{ float:left; width:30%; margin-top:1%; margin-bottom:1%; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper3{ float:left; width:30%; margin:1%; background:#7cfc00; padding:1%; }

Thursday 26 December 2013

Kisah Pilu Saat Wisuda




Sebuah Universitas Negeri ternama ramai dengan para wisudawan-wisudawati, rapi dengan baju toga yang dikenakan. Beberapa wanita sudah dari subuh hari pergi ke salon untuk mempermak wajahnya. Kost-kostan, tempat penginapan, hotel semua penuh dengan keluarga wisudawan-wisudawati.

Hingga saat pagi menjelang, mobil-mobil sudah mulai terparkir di gedung tempat acara wisuda digelar. Saat yang lain senang dengan kehadiran orang tuanya.

Di suatu sudut kostan, seorang wisudawan sudah tampak bersiap-siap, namun ia berkata pada ayah ibunya yang sudah tua, yang malam tadi baru sampai di tempat menginapnya, maklum orang tuanya dari kampung yang sulit akses transportasi. Bahkan jaringan telepon pun belum ada.

Sang anak tak mau teman-temannya yang mengenal sosok dirinya sebagai anak gaul yang kaya raya berkata pada ayah ibunya, “Emak dan Bapak ga usah ikut ya! Nanti takut susah nyarinya. Nanti saya kasih potonya aja!”. Bapaknya yang sudah 70 tahunan, “Tapi Nak, kita jauh-jauh ingin sekali melihat kamu wisuda!”. Anaknya menimpal, “Sebentar kok Pak, udah ah, saya berangkat dulu. Assalamu’alaikum”. Ayah dan ibunya pun terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Namun ada rasa perih dalam hati mereka. Tak bisa melihat anaknya diwisuda dan menjadi sarjana.

Di tempat wisuda temannya bertanya, “Fulan, bokap nyokap lu ga datang?”. “Waduh, kebetulan bokap ada meeting bisnis, nyokap sedang ke Australi, nengok adik gua yang kuliah disana juga.” Jawabnya.

***

Saudara-saudariku,

Berapa banyak anak yang tak bangga dengan ayah ibunya

Orang kampunglah, kunolah, katro, dan sebutan lainnya.

Berapa banyak juga anak muda sekarang

Yang ingin dikatakan gaul dan hebat

Lalu tak mau memperkenalkan ayah ibu juga rumah tempat ia berasal kepada rekan-rekannya.

Padahal,

Saat kau terlahir ke dunia,

orang tuamu bersyukur dan bahagia

Memberitahu warga sekitar bahwa telah lahir anak yang sangat mereka cintai

Merawat dan membesarkanmu

Memberikan pakaian dan makanan terbaik bagimu

Menyekolahkanmu, bahkan bersusah payah menguliahkanmu.

Ya Allah, jadikan kami anak soleh-solehah,

Yang bisa membahagaiakan ibu bapak kami,

dan membuat mereka tersenyum karena bisa melihat anaknya sukses. Aaamiin.

No comments:

Post a Comment