/* footer_wrapper ---------------------------- */ #footer_wrapper{ width: 100%; position: relative; float: left; background:#ff69b4; border: px solid #ff0000; padding:%; } #footer_wrapper1{ float:left; width:30%; margin:1px; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper2{ float:left; width:30%; margin-top:1%; margin-bottom:1%; background:#7cfc00; padding:1%; } #footer_wrapper3{ float:left; width:30%; margin:1%; background:#7cfc00; padding:1%; }

Thursday 28 February 2013

Benefits of eating and Danger chocolate

Turns chocolate has benefits and dangers too, want to know the info here it is. 
1. Benefits of eating chocolate 
The content of chocolate, namely epicathecin flavonols, proved to be beneficial for heart health. The remark was made by researchers from the Heinrich-Heine University. Expected results of the research could encourage a new treatment method for maintaining heart health.The study was conducted on volunteers Kuna Indians who live on the San Blas Islands, near the coast of Panama. High blood pressure or other signs of heart disease is rare in people because they consume large amounts of flavonols, which are contained in chocolate, is 3-4 glasses a day.However, the Kuna who migrated to Panama City only consume 4 cups of cocoa a week. Compared to the move to the mainland, the content of nitrogen oxides in the urine as those who remained on the island of San Blas is two times greater. Nitrogen oxides are chemical constituents that contribute to blood flow in the arteries. The study showed that epicathecin affect circulation in heart health. Brown besides functioning heart health, lowering blood pressure and improving blood flow also reduces the risk of death in patients who survived a heart attack when consumed as much as 2 to 3 times per week.This was disclosed by researchers from the Karolinska Institute in Stockholm. They found that consuming chocolate 3-fold risk of experiencing more deaths than patients who survived did not eat chocolate. According to study leader Imre Janszky, this is the first study to find that chocolate can help patients who have suffered a heart attack. But this does not apply to sweets in general. "This special applies only to chocolate, we did not find any benefit of other sweet foods," said study co-author Kenneth Mukamal, as quoted by FoxNews website.In this study, researchers tracked 1169 nondiabetic patients (men and women) aged 45-70 years in Stockholm County during the early 1990's. The researchers followed their progress from when he first admitted to the hospital due to a heart attack first. Before the patient leaves the hospital, the researchers memintai information about their eating habits during the previous year, including the amount of chocolate they eat regularly. Next, participants were asked to undergo a medical examination after 3 months out of the hospital and monitored for 8 years thereafter.2. Danger Brown 
Chocolate as a snack comes after a leading medical journal in the latest edition states that the properties of chocolate is now widely "misused". For it to be considered again. In the journal Lancet reported that many chocolate manufacturers are now actually removes the content of flavanols that it tastes bitter. As a result, many chocolate products on the market today only predominantly fat and sugar. Though both of these substances it is the enemy of the heart and blood vessels.Many studies have suggested that eating chocolate can reduce the risk of heart disease, lower blood pressure and relieve tired. But according to an article written in the journal Lancet, chocolate can actually deceive. "When companies make chocolate candy, natural brown solid material which makes the color becomes black and flavanols which tastes bitter, it is eliminated. Hence, it looks dark chocolate can be no flavanol."Consumers are always blinded by the flavanol content of chocolate because manufacturers rarely provide this information in the description of the product," wrote the Lancet.The journal also pointed out that although the flavanols contained in the cocoa products, chocolate lovers must remain alert to substances or other ingredients. "Devil in dark chocolate is the fat, sugar and calories contained in it. To get the properties for health, for that love to eat dark chocolate in moderation should balance it by reducing the intake of other foods. This job is not easy even for the diligent keeping caloric intake though, "said the Lancet.


Indonesia


Manfaat makan coklat dan bahayanya

ternyata coklat mempunyai manfaat dan bahaya juga, ingin tahu infonya ini dia.

1. Manfaat makan coklat

Kandungan coklat, yaitu epicathecin flavonol, terbukti bermanfaat untuk kesehatan jantung. Hal itu dikemukakan oleh para peneliti dari Heinrich-Heine University. Diharapkan hasil penelitian tersebut dapat mendorong adanya metode pengobatan yang baru untuk menjaga kesehatan jantung.
Penelitian dilakukan pada sukarelawan Kuna Indian yang tinggal di Pulau San Blas, dekat pantai Panama. Tekanan darah yang tinggi maupun tanda-tanda lainnya dari penyakit jantung cukup jarang ditemui pada kaum mereka karena mereka mengonsumsi flavonol dalam jumlah yang besar, yang terkandung dalam coklat, yaitu 3-4 gelas setiap hari.

Namun, orang-orang Kuna yang bermigrasi ke kota Panama hanya mengonsumsi coklat 4 gelas per minggu. Dibandingkan dengan yang pindah ke daratan, kandungan nitrogen oksida dalam urine mereka yang tetap tinggal di Pulau San Blas adalah dua kali lebih besar. Nitrogen oksida adalah kandungan kimia yang berperan untuk aliran darah dalam arteri. Penelitian itu menunjukkan bahwa epicathecin mempengaruhi sirkulasi dalam kesehatan jantung. Coklat selain berfungsi menjaga kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah dan memperlancar aliran darah juga mengurangi risiko kematian pada pasien serangan jantung yang selamat jika dikonsumsi sebanyak 2 hingga 3 kali per minggu.

Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm. Mereka menemukan, pengonsumsi cokelat berisiko 3 kali lipat lebih kecil mengalami kematian dibandingkan pasien selamat yang tidak makan cokelat. Menurut pemimpin studi Imre Janszky, ini merupakan studi pertama yang menemukan kalau cokelat bisa membantu pasien yang telah mengalami serangan jantung. Tetapi hal ini tidak berlaku pada makanan manis pada umumnya.”Ini hanya berlaku khusus pada cokelat, kami tidak menemukan manfaat apa pun dari makanan manis lainnya,” tutur co-author studi Kenneth Mukamal, seperti dikutip situs foxnews.

Dalam studi ini, para peneliti mengikuti perkembangan 1.169 pasien nondiabetes (laki-laki dan perempuan) yang berusia 45-70 tahun di Stockholm County sepanjang awal tahun 1990-an. Para peneliti mengikuti perkembangan mereka mulai dari saat pertama kali dirawat di rumah sakit akibat serangan jantung pertama. Sebelum pasien meninggalkan rumah sakit, para peneliti memintai keterangan mengenai kebiasaan makan mereka sepanjang setahun sebelumnya, termasuk jumlah cokelat yang mereka konsumsi secara teratur. Selanjutnya, partisipan diminta menjalani pemeriksaan kesehatan setelah 3 bulan keluar dari rumah sakit dan dimonitor selama 8 tahun setelahnya.


2. Bahaya Coklat
Coklat sebagai kudapan muncul setelah sebuah jurnal kesehatan ternama dalam edisi terbarunya menyatakan bahwa khasiat coklat kini sudah banyak “disalah gunakan”. Untuk itu perlu dipertimbangkan lagi. Pada jurnal Lancet yang melaporkan bahwa banyak produsen coklat kini justru menghilangkan kandungan flavanols karena rasanya yang pahit. Walhasil, banyak produk coklat yang beredar di pasaran saat ini hanya didominasi lemak dan gula saja. Padahal kedua zat ini justru merupakan musuh bagi jantung dan pembuluh darah.

Banyak riset yang menyatakan bahwa mengkonsumsi coklat dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan menghilangkan capek. Tetapi menurut artikel yang ditulis dalam jurnal Lancet, coklat justru bisa memperdaya.“Ketika perusahaan coklat membuat gula-gula, bahan coklat alami padat yang membuat warna menjadi lebih hitam serta flavanols yang rasanya pahit, justru dihilangkan. Oleh karena itulah, coklat yang terlihat hitam pun bisa jadi tidak mengandung flavanol.

“Konsumen juga selalu dibuat buta dengan kandungan flavanol dalam coklat sebab produsen jarang memberi keterangan mengenai informasi ini dalam produknya,” tulis Lancet.

Jurnal tersebut juga menekankan bahwa meskipun flavanols terkandung dalam sebuah produk coklat, para pecinta coklat harus tetap mewaspadai zat atau kandungan lainnya. “Setan dalam coklat hitam adalah lemak, gula dan juga kalori yang terkandung di dalamnya. Untuk mendapatkan khasiatnya buat kesehatan, untuk yang suka makan coklat hitam dalam jumlah sedang harus menyeimbangkannya dengan mengurangi asupan makanan lainnya. Ini pekerjaan yang tak mudah bahkan untuk yang rajin menjaga asupan kalori sekalipun,” ungkap Lancet.

No comments:

Post a Comment